Madina, Metropos24.com – Terendusnya ada bangunan laboratorium yang tidak jelas anggarannya dari mana di salah satu SD Mandailing Natal (Madina) setelah terdengar adanya protes dari salah satu kepala sekolah terpantau awak media di Dinas Pendidikan menjadi tanda tanya besar.
Kejadian ini terpantau awak media sekitar satu bulan yang lalu di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, saat itu awak media melihat seorang ibu mondar mandir sambil menggerutu di sekitaran kantor Dinas Pendidikan, sehingga membuat penasaran awak media.
Saat ditanyakan oleh awak media mengapa gelisah dan kebingungan, akhirnya diterungkap bahwa kedatangannya ke dinas hendak klarifikasi terkait adanya bahan bahan bangunan di halaman sekolahnya, sudah ada pasir dan batu, padahal dirinya tidak pernah ada mengusulkan, juga diketahui itu bantuan untuk pembangunan laboratorium komputer, dan akan membangun di halaman sekolahnya, tanpa sepengetahuannya,”paparnya.
Awak media juga sempat bertanya sekolah yang dimaksud dan diketahui SDN di Ampung Padang, namun anehnya ibu tersebut dan langsung pergi dengan terburu-buru ketika hendak diminta kronologisnya, namun ibu tersebut terlihat sangat khawatir ketika tahu sedang diwawancarai awak media. “Oh, sudah bu, saya buru- buru nih, lagian saya udah mau pensiun kok, kalau terkait ini tanya aja sama pak Deni, kepala nya disini,”kata ibu tersebut.
Kemudian awak media mencari tahu serta klarifikasi ke ruangan Kabid Dikdas sesuai informasi ibu tersebut, namun awak media gagal menemuinya, dan keterangan dari staf Kabid Dikdas lagi di lapangan, keesokan harinya awak media berkunjung ke dinas pendidikan lagi, namun tetap gagal menemui Deni.
Kemudian, pada Senin, 4 September 2023, akhirnya awak media berhasil menjumpai Kabid Dikdas dan langsung klarifikasi terkait informasi Kepala Sekolah Ampung Padang soal bantuan laboratorium komputer yang mereka tidak ketahui dari mana sumbernya.
Kepada awak media Deni selaku Kabid Dikdas menjelaskan, bahwa sudah bertemu dengan kepala sekolah soal laboratorium komputer tersebut, dan karena tidak setuju dan meminta bangunan tersebut bongkar, juga diterangkan diduga kepala sekolah lupa pernah mengusulkannya.
Ketika disinggung awak media soal dibongkarnya bangunan tersebut membuat kerugian negara, Kabid Dikdas hanya menjawab bahwa dana pembongkaran dengan biaya swadaya dan diketahui pihak komite. (Juliani Nasution)