Asahan,metropos24.com Miliaran rupiah Dana Desa (DD) dipergunakan untuk kegiatan study tour/tiru ke Yogjakarta, Grima Asahan demo Kantor Kejaksaan Negeri Asahan tuntut 177 Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Asahan segera diperiksa. Pantastis bukan, anggaran satu kali kegiatan study tiru dibandrol sekitaran Rp.20 juta per desa ini terkesan dipaksakan.
Permintaan ini disampaikan Koordinator Aksi Pengurus Gerakan Reformasi Mahasiswa Asahan (Grima), Nawawi Tanjung saat berorasi di depan pintu masuk Kantor Kejari Asahan, Kamis (11/7/2024) Jalan WR. Supratman, Kelurahan Mekar Baru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Asahan, Sumatera Utara (Sumut).
Dalam tuntutannya, Grima meminta Kejari Asahan melakukan pemeriksaan dan mengusut tuntas terhadap kegiatan study tiru yang dilaksanakan oleh 177 Kades se-Asahan baru-baru ini. Mereka menduga kegiatan Bimbingan tekhnis (Bimtek) ataupun study tiru itu menjadi ajang korupsi berjamaah yang kegiatannya dianggap tidak ada manfaatnya untuk kepentingan masyarakat.
Selain itu, Grima Asahan mendesak Bupati Asahan mencopot Kepala Dinas PMD dari jabatannya. Meminta Kejari Asahan menangkap Kadis PMD Asahan karena diduga menjadi koordinator kegiatan tersebut dan mendukung segala bentuk program kerja Kejari Asahan dalam menyelamatkan Asset dan APBD Asahan demi kepentingan masyarakat, ujarnya.
Sejumlah aktivis ini berharap agar Kajari Asahan tidak diintervensi oleh pihak manapun dalam menegakkan keadilan dan melakukan pengawasan baik dalam segi MoU terhadap seluruh instansi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan maupun pihak perusahaan swasta dan BUMN.
Setelah menyampaikan aspirasinya, Grima ini diterima oleh Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kajari Asahan, Heriyanto Manurung, SH. “Aspirasi adik-adik akan kita sampaikan kepada pimpinan. Berikanlah kepercayaan kepada kami agar persoalan ini segera diusut tuntas,”kata Kasi Intel.
Mendengar keterangan dari Kasi Intel itu, para pendemo ini pun membubarkan diri dengan pengawalan personil Polres Asahan.(ZN)