Asahan. Metropos 24 – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Asahan dan 29 Puskesmas diduga korupsi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2024 sebesar 20 persen dari total anggaran senilai Rp.18,4 miliar mendapat protes dari sejumlah aktivis yang tergabung dalam sebuah organisasi mengatasnamakan Satuan Pelajar Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya (SAPMA IPK) Asahan melakukan aksi unjuk rasa (unras) di depan Kantor Dinkes Asahan, Senin (2/9/2024) di Kisaran.
Ketua SAPMA IPK Asahan, Nanda Erlangga Saragi saat berorasi mengatakan bahwa aroma korupsi di Dinkes Asahan sangat berpotensi merugikan keuangan negara. Dia menyebut anggaran Dinkes Asahan untuk Biaya Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan tahun 2024 senilai Rp.18,4 miliar yang direalisasikan di setiap Puskesmas dan Pustu di Asahan disinyalir di korupsi dengan pemotongan anggaran dana BOK sebesar 20 persen per Puskesmas.
Tak hanya itu kata dia, 29 Kepala Puskesmas se-Asahan turut serta melakukan dugaan korupsi pemotongan dana BOK sehingga penyaluran anggaran dana BOK ke setiap medis dianggap tidak sesuai dengan yang dianggarkan karena adanya dugaan pemotongan anggaran yang dilakukan oleh Kadinkes Asahan dan laporan pertanggungjawaban keuangan terindikasi dimanipulasi sehingga Dinkes Asahan dianggap sarang korupsi, ungkap Nanda.
Dalam tuntutannya itu, SAPMA IPK Asahan meminta Kadinkes Asahan menjelaskan secara rinci soal anggaran dan BOK yang direalisasikan ke 29 Puskesmas di Asahan. Meminta Bupati Asahan mencopot jabatan Kadis Kesehatan dan meminta Kejaksaan Negeri Asahan melakukan pemeriksaan terhadap Kadis Kesehatan dan menetapkannya sebagai tersangka katanya sambil berteriak tangkap.. tangkap.. tangkap Kadis Kesehatan dalam orasinya.
Setelah melakukan aksinya di Dinkes Asahan, massa berpindah ke Kantor Bupati dan Kejaksaan Negeri Asahan dengan menggunakan sepeda motor, mobil pickup dan pengeras suara. Di dua instansi ini mereka menyampaikan aspirasinya. Saat di Kantor Bupati sempat terjadi bentrok antara massa dengan Satpol PP. Namun, suasana itu bisa diredam. Usai berorasi, paras aktivis inipun membubarkan diri dengan pengawalan personil Polres Asahan.
Menanggapi tudingan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, dr Hary Sapna, MKM, yang dicoba dikonfirmasi lewat selulernya hingga berita ini ditulis masih belum berkomentar.(ZN)